oke ini udah lama banget semenjak saya menuliskan cerita ini. saya aja sempet lupa sama cerita ini saking sibuknya wkwk. yaudah simak terus kelanjutannya. semoga suka:)
pagi hari.
haera berjalan menyusuri lorong dengan senyum yang tak henti-henti terkembang di bibir cherry-nya. entah mengapa suasana hati nya pagi ini sangatlaj baik. sang ibu cukup terheran heran melihat putrinya sedari pagi telah senyum-senyum sendiri seperti itu. sampailah Hara didepan pintu kelasnya. dilihatnya orang yang berhasil membuatnya tersenyum telah duduk manis dikursinya. ia pun menolehkan kepalanya ketika melihat Haera telah memasuki kelas dan membalas senyumnya. tak lama bel pun berbunyi menandakan waktunya untuk seluruh murid untuk masuk ke kelas mereka masing-masing. pelajaran pagi ini pun dimulai.
pukul 09.30 *bel berbunyi*
bel pun berbunyi menandakan waktunya istirahat. sang guru pun menyudahi pelajarannya dan tak lupa memberi sedikit petuah bagi murid-muridnya sebelum ia meninggalkan kelas. setelah sang guru yang bersangkutan meninggalkan kelas, murid-murid yang lain satu persatu mulai menuju ke toilet sekolah untuk mengganti pakaian mereka menjadi pakaian olahraga karena setelahnya adalah pelajaran olahraga, tak terkecuali Jinho. saat Jinho ingin beranjak meninggalkan kelas dilihatnya Haera masih duduk manis dibangkunya mengenakan headphone biru langit yang membuatnya terlihat semakin manis dimata Jinho. Dilihatnya Haera sedang melamun melihat ke luar.
"ya, Haera-ya kau tidak mengganti baju mu?,"
yang ditanya hanya mebalas menatap dengan pandangan seakan 'bagaimana aku harus menjelaskannya'
"ya, Haera-ya mengapa kau tidak mengganti pakaianmu?," sekali lagi Jinho bertanya pada Haera
"a-aku aku sedang tidak enak badan. sepertinya aku tidak ikut olahraga, kau pergilah," balasnya dengan suara yang sedikit gugup.
"kau sakit? kau ingin kuantar ke UKS lagi Haera ya? kau baik-baik saja?" tanya Jinho dengan khawatirnya
"a-ani Jinho-ya nan gwaenchana. kamu pergilah. aku akan menyusul ke lapangan nanti," putus Haera akhirnya.
"hmm begitukah? baiklah kalau begitu aku akan ke lapangan terlebih dahulu karena bel baru saja berbunyi," itulah kalimat terakhir sebelum akhirnya Jinho memutuskan untuk meninggalkan Haera di kelas.
*di lapangan*
semua orang sudah sibuk dengan kegiatannya masing-masing. disebelah kanan adalah grup yang sedang bermain basket. sedangkan diarea kiri tampak orang yang sedang sibuk bermain futsal. Haera pun memutuskan untuk memasuki lapangan. seketika semua murid langsung menghentikan aktifitasnya masing-masing. mereka teramat sangat terkejut melihat kehadiran Haera terlebih gadis itu mengenakan pakaian olahraganya. segera Yoora menghampiri sahabatnya itu untuk menanyakan perihal gadis itu memasuki area berbahaya bagi tubuhnya. ya. Yoora mengetahui penyakitnya.
"YA KIM HAERA! neo micheosseo? apa yang kau lakukan disini hah? kau ini.. kau ingin membahayakan dirimu ya?," tanya Yoora setelah berdiri dihadapan Haera.
"sstt diamlah Yoora aku hanya ingin merasakan indahnya matahari pagi. aku sudah bilang kok pada eomma. beliau mengizinkan ku selama aku tau diri tidak melakukan hal yang berat," balasnya
"benarkah? aku tak yakin"
"sungguh Yoora-ya aku berjanji tidak akan terlalu lelah" sambungnya.
tak lama Jinho menghamirinya dengan sebuah bola basket yang sedang di dribblenya. oh tuhan, sungguh makhluk mu yang satu ini sangat luar biasa. Haera yang melihat kedatangan Jinho hanya diam mematung.
"haera ya? kenapa kau kesini? katanya kamu kurang sehat?,"tanya Jinho dengan raut bingungnya
"hmm ani aku sudah baikan.. yaa aku tidak apa apa kok," balas Haera.
"apa kau yakin? kamu ingin bermain bersama ku?," sambungnya
"hmm baiklah..," jawab Haera sedikit ragu. kemudia Haera telah menghilang mengikuti Jinho yang telah kembali ke lapangan basket dan menyisakan Yoora yang memandang sedih sahabatnya itu.
10menit telah berlalu. mungkin bagi sebagian orang 10 menit bermain basket tidak terlalu melelahkan. berbeda dengan Haera. lihatlah gadis itu. wajahnya telah memerah sempurna bak kepiting rebus. napasnya pun tak kalah memburu bahkan nyaris terputus-putus. pandangannya mulai mengabur. Jinho tak menyadari itu. Saat ia ingin memanggil Haera barulah disadarinya bahwa gadis itu tidak baik-baik saja. dalam hitungan sepersekian detik gadis itu pun jatuh ketanah setelah sebelumnya ia menahan darah yang terus mengalir dari kedua hidungnya. beruntungnya dengan cepat Jinho langsung menangkap gadis itu.
"y-yah.. haera-ya.. ireona.. neo wae geurae?" lirih jinho dengan paniknya
ia pun langsung berlari menuju UKS. selama perjalanan tak henti-hentinya Jinho mengucap kata maaf karna sekali lagi telah lalai dalam melindungi dan menjaga gadisnya ini. sampai sekarang pun ia tidak mengetahui apa yang terjadi terhadap Haera. gadis itu belum menceritakannya. sesampainya di UKS, Jinho langsung menghubungi perawat dan dengan sigap dan cekatan sang peawat melakukan pertolongan pertama terhadap Haera. lagi. Haera harus dipasangkan alat penghubung ke hidungnya. setelah selesai perawat hanya memberi pesan,
"tolong jaga dia hingga sadar. apa kau membawa obatnya?,"
"obat? obat apa yang anda maksud sus?," tanya Jinho heran
"apa kau tidak mengetahuinya? gadis ini mengalami kanker otak ya walaupun belum stadium yang parah tapi kita tetap harus memantaunya," jelasnya
"mwo?mworago? Hae-Haera sakit... separah itu? itu tidak mungkin suster.. bagaimana bisa?,"lirih Jinho
"itu benar nak, orang tuanya sendiri yang telah memberi informasi pada sekolah dan seharusnya anak ini memang tidak mengikuti kegiatan olahraga tapi entah mengapa baru kali ini saya melihatnya memaksakan diri seperti ini. kalau begitu, saya permisi dulu nak," pamit sang suster yang akhirnya hanya meninggalkan Jinho sendirian.
Jinho akhirnya memutuskan untuk duduk di tepi tempat tidur Haera. ia menggenggam tangan gadis itu. ia pun menundukkan kepalanya. ia benar benar menyesal. ia tidak mengetahui kebenarannya. ia tidak menyangka bahwa Haera-nya memiliki penyakit yang mengerikan seperti itu.
tes. tes. air mata itu pun menetes.
tak lama Haera pun membuka matanya. Jinho belum menyadarinya. Haera tersadar ada suara tangisan seseorang. setelah ia teliti itu adalah suara tangisan Jinho. Jinho menangis... untuknya?. tanpa Jinho sadari Haera pun ikut meneteskan air matanya. ia menangis melihat lelaki yang ia sayangi justrus menangisinya yang mungkin telah mengetahui perihal penyakitnya. setelah lelah menangis, kedua insan itu akhirnya tertidur.
bel pulang berbunyi. Jinho lah orang pertama yang menyadari itu. ia segera mengakkan badanya yang terasa cukup pegal. disusul dengan Haera yang kemudian membuka matanya. Jinho yang melihat itu pun langsung mendekati gadis itu dan menanyakan apa gadis itu masih pusing atau semacamnya. terlihat sekali raut wajah Jinho yang penuh akan rasa kekhawatiran itu. Haera hanya tersenyum. senyum yang dapat membuat hati Jinho terasa damai sekali. Ia berkata bahwa ia sudah cukup baikan dan meminta Jinho untuk mengantarnya pulang. dengan sigap jinho membantu haera untuk menuju mobilnya dan pulang bersama.
ketika melewati persimpangan jalan, haera melihat ada sebuah kedai ice cream. ia kemudian meminta jinho menunggu sebentar karna ia ingin membeli ice cream itu. namun jinho langsung melarangnya dan menawarkan diri untuk membelikannya. haera mau tak mau akhirnya menyetujuinya. jinho kembali ke mobil dengan dua cup ice cream rasa strawberry dan coklat. haera menerima yang strawberry.tak disangka ternyata jinho masih mengingat rasa kesukaannya. haera pun menghabiskan ice creamnya dengan senyum yang bahagia. jinho yang melihatnya ikut senang. setelah menghabiskan ice creamnya mereka melanjutkan perjalanan pulang.
sesampainya di depan rumah Haera, sang ibu telah menunggunya. ia merasa cemas karena sedari tadi anaknya tidak menjawab teleponnya. dilihatnya haera turun bersama seorang pemuda yang nampaknya mukanya tidak asing dari penglihatan Ny. Kim.
"omo! Jinho? kau Jinho bukan?," tanya Ny.Kim
"ne. annyeonghasseo eomoni. suda lama sekali tak berjumpa," sapanya dengan tak lupa disertai senyum
"aah annyeonghasseo. wah sudah lama sekali ya. kau satu sekolah dengan Haera sekarang?" tanyanya
"ne eomoni. aku baru pindah seminggu yang lalu. hmm kalau begitu aku permisi pamit pulang dulu eomoni karena hari mulai sore aku khawatir ibuku juga mencariku. annyenghasseo," pamit Jinho
"aah begitu? sayang sekali padahal tante ingin mengajakmu masuk dulu awalnya. yasudah kalau begitu,"
"aah gwaenchana eomoni kita bisa melakukannya lain kali. kalau begitu saya pamit ya. mari Haera ya. jangan lupa istirahat dan minum obatmu nanti aku akan menelepon," pamitnya untuk yang terakhirnya.
"ne jeongmal kamsahamnida untuk segalanya hari ini Jinho-ya maaf telah banyak merepotkanmu,"
"ani gwaenchana. Saya pamit ya. annyeong," pamit jinho disusu dengan mobil yang perlahan melaju meninggalkan kediaman Kim. Ny. Kim pun segera masuk kedalam rumah sembari menuntun putri semata wayangnya itu.
oke segini dulu. gatau lagi deh ini cerita bakal dibawa kemana. simak terus aja deh haha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar