oke ini udah lama banget semenjak saya menuliskan cerita ini. saya aja sempet lupa sama cerita ini saking sibuknya wkwk. yaudah simak terus kelanjutannya. semoga suka:)
pagi hari.
haera berjalan menyusuri lorong dengan senyum yang tak henti-henti terkembang di bibir cherry-nya. entah mengapa suasana hati nya pagi ini sangatlaj baik. sang ibu cukup terheran heran melihat putrinya sedari pagi telah senyum-senyum sendiri seperti itu. sampailah Hara didepan pintu kelasnya. dilihatnya orang yang berhasil membuatnya tersenyum telah duduk manis dikursinya. ia pun menolehkan kepalanya ketika melihat Haera telah memasuki kelas dan membalas senyumnya. tak lama bel pun berbunyi menandakan waktunya untuk seluruh murid untuk masuk ke kelas mereka masing-masing. pelajaran pagi ini pun dimulai.
pukul 09.30 *bel berbunyi*
bel pun berbunyi menandakan waktunya istirahat. sang guru pun menyudahi pelajarannya dan tak lupa memberi sedikit petuah bagi murid-muridnya sebelum ia meninggalkan kelas. setelah sang guru yang bersangkutan meninggalkan kelas, murid-murid yang lain satu persatu mulai menuju ke toilet sekolah untuk mengganti pakaian mereka menjadi pakaian olahraga karena setelahnya adalah pelajaran olahraga, tak terkecuali Jinho. saat Jinho ingin beranjak meninggalkan kelas dilihatnya Haera masih duduk manis dibangkunya mengenakan headphone biru langit yang membuatnya terlihat semakin manis dimata Jinho. Dilihatnya Haera sedang melamun melihat ke luar.
"ya, Haera-ya kau tidak mengganti baju mu?,"
yang ditanya hanya mebalas menatap dengan pandangan seakan 'bagaimana aku harus menjelaskannya'
"ya, Haera-ya mengapa kau tidak mengganti pakaianmu?," sekali lagi Jinho bertanya pada Haera
"a-aku aku sedang tidak enak badan. sepertinya aku tidak ikut olahraga, kau pergilah," balasnya dengan suara yang sedikit gugup.
"kau sakit? kau ingin kuantar ke UKS lagi Haera ya? kau baik-baik saja?" tanya Jinho dengan khawatirnya
"a-ani Jinho-ya nan gwaenchana. kamu pergilah. aku akan menyusul ke lapangan nanti," putus Haera akhirnya.
"hmm begitukah? baiklah kalau begitu aku akan ke lapangan terlebih dahulu karena bel baru saja berbunyi," itulah kalimat terakhir sebelum akhirnya Jinho memutuskan untuk meninggalkan Haera di kelas.
*di lapangan*
semua orang sudah sibuk dengan kegiatannya masing-masing. disebelah kanan adalah grup yang sedang bermain basket. sedangkan diarea kiri tampak orang yang sedang sibuk bermain futsal. Haera pun memutuskan untuk memasuki lapangan. seketika semua murid langsung menghentikan aktifitasnya masing-masing. mereka teramat sangat terkejut melihat kehadiran Haera terlebih gadis itu mengenakan pakaian olahraganya. segera Yoora menghampiri sahabatnya itu untuk menanyakan perihal gadis itu memasuki area berbahaya bagi tubuhnya. ya. Yoora mengetahui penyakitnya.
"YA KIM HAERA! neo micheosseo? apa yang kau lakukan disini hah? kau ini.. kau ingin membahayakan dirimu ya?," tanya Yoora setelah berdiri dihadapan Haera.
"sstt diamlah Yoora aku hanya ingin merasakan indahnya matahari pagi. aku sudah bilang kok pada eomma. beliau mengizinkan ku selama aku tau diri tidak melakukan hal yang berat," balasnya
"benarkah? aku tak yakin"
"sungguh Yoora-ya aku berjanji tidak akan terlalu lelah" sambungnya.
tak lama Jinho menghamirinya dengan sebuah bola basket yang sedang di dribblenya. oh tuhan, sungguh makhluk mu yang satu ini sangat luar biasa. Haera yang melihat kedatangan Jinho hanya diam mematung.
"haera ya? kenapa kau kesini? katanya kamu kurang sehat?,"tanya Jinho dengan raut bingungnya
"hmm ani aku sudah baikan.. yaa aku tidak apa apa kok," balas Haera.
"apa kau yakin? kamu ingin bermain bersama ku?," sambungnya
"hmm baiklah..," jawab Haera sedikit ragu. kemudia Haera telah menghilang mengikuti Jinho yang telah kembali ke lapangan basket dan menyisakan Yoora yang memandang sedih sahabatnya itu.
10menit telah berlalu. mungkin bagi sebagian orang 10 menit bermain basket tidak terlalu melelahkan. berbeda dengan Haera. lihatlah gadis itu. wajahnya telah memerah sempurna bak kepiting rebus. napasnya pun tak kalah memburu bahkan nyaris terputus-putus. pandangannya mulai mengabur. Jinho tak menyadari itu. Saat ia ingin memanggil Haera barulah disadarinya bahwa gadis itu tidak baik-baik saja. dalam hitungan sepersekian detik gadis itu pun jatuh ketanah setelah sebelumnya ia menahan darah yang terus mengalir dari kedua hidungnya. beruntungnya dengan cepat Jinho langsung menangkap gadis itu.
"y-yah.. haera-ya.. ireona.. neo wae geurae?" lirih jinho dengan paniknya
ia pun langsung berlari menuju UKS. selama perjalanan tak henti-hentinya Jinho mengucap kata maaf karna sekali lagi telah lalai dalam melindungi dan menjaga gadisnya ini. sampai sekarang pun ia tidak mengetahui apa yang terjadi terhadap Haera. gadis itu belum menceritakannya. sesampainya di UKS, Jinho langsung menghubungi perawat dan dengan sigap dan cekatan sang peawat melakukan pertolongan pertama terhadap Haera. lagi. Haera harus dipasangkan alat penghubung ke hidungnya. setelah selesai perawat hanya memberi pesan,
"tolong jaga dia hingga sadar. apa kau membawa obatnya?,"
"obat? obat apa yang anda maksud sus?," tanya Jinho heran
"apa kau tidak mengetahuinya? gadis ini mengalami kanker otak ya walaupun belum stadium yang parah tapi kita tetap harus memantaunya," jelasnya
"mwo?mworago? Hae-Haera sakit... separah itu? itu tidak mungkin suster.. bagaimana bisa?,"lirih Jinho
"itu benar nak, orang tuanya sendiri yang telah memberi informasi pada sekolah dan seharusnya anak ini memang tidak mengikuti kegiatan olahraga tapi entah mengapa baru kali ini saya melihatnya memaksakan diri seperti ini. kalau begitu, saya permisi dulu nak," pamit sang suster yang akhirnya hanya meninggalkan Jinho sendirian.
Jinho akhirnya memutuskan untuk duduk di tepi tempat tidur Haera. ia menggenggam tangan gadis itu. ia pun menundukkan kepalanya. ia benar benar menyesal. ia tidak mengetahui kebenarannya. ia tidak menyangka bahwa Haera-nya memiliki penyakit yang mengerikan seperti itu.
tes. tes. air mata itu pun menetes.
tak lama Haera pun membuka matanya. Jinho belum menyadarinya. Haera tersadar ada suara tangisan seseorang. setelah ia teliti itu adalah suara tangisan Jinho. Jinho menangis... untuknya?. tanpa Jinho sadari Haera pun ikut meneteskan air matanya. ia menangis melihat lelaki yang ia sayangi justrus menangisinya yang mungkin telah mengetahui perihal penyakitnya. setelah lelah menangis, kedua insan itu akhirnya tertidur.
bel pulang berbunyi. Jinho lah orang pertama yang menyadari itu. ia segera mengakkan badanya yang terasa cukup pegal. disusul dengan Haera yang kemudian membuka matanya. Jinho yang melihat itu pun langsung mendekati gadis itu dan menanyakan apa gadis itu masih pusing atau semacamnya. terlihat sekali raut wajah Jinho yang penuh akan rasa kekhawatiran itu. Haera hanya tersenyum. senyum yang dapat membuat hati Jinho terasa damai sekali. Ia berkata bahwa ia sudah cukup baikan dan meminta Jinho untuk mengantarnya pulang. dengan sigap jinho membantu haera untuk menuju mobilnya dan pulang bersama.
ketika melewati persimpangan jalan, haera melihat ada sebuah kedai ice cream. ia kemudian meminta jinho menunggu sebentar karna ia ingin membeli ice cream itu. namun jinho langsung melarangnya dan menawarkan diri untuk membelikannya. haera mau tak mau akhirnya menyetujuinya. jinho kembali ke mobil dengan dua cup ice cream rasa strawberry dan coklat. haera menerima yang strawberry.tak disangka ternyata jinho masih mengingat rasa kesukaannya. haera pun menghabiskan ice creamnya dengan senyum yang bahagia. jinho yang melihatnya ikut senang. setelah menghabiskan ice creamnya mereka melanjutkan perjalanan pulang.
sesampainya di depan rumah Haera, sang ibu telah menunggunya. ia merasa cemas karena sedari tadi anaknya tidak menjawab teleponnya. dilihatnya haera turun bersama seorang pemuda yang nampaknya mukanya tidak asing dari penglihatan Ny. Kim.
"omo! Jinho? kau Jinho bukan?," tanya Ny.Kim
"ne. annyeonghasseo eomoni. suda lama sekali tak berjumpa," sapanya dengan tak lupa disertai senyum
"aah annyeonghasseo. wah sudah lama sekali ya. kau satu sekolah dengan Haera sekarang?" tanyanya
"ne eomoni. aku baru pindah seminggu yang lalu. hmm kalau begitu aku permisi pamit pulang dulu eomoni karena hari mulai sore aku khawatir ibuku juga mencariku. annyenghasseo," pamit Jinho
"aah begitu? sayang sekali padahal tante ingin mengajakmu masuk dulu awalnya. yasudah kalau begitu,"
"aah gwaenchana eomoni kita bisa melakukannya lain kali. kalau begitu saya pamit ya. mari Haera ya. jangan lupa istirahat dan minum obatmu nanti aku akan menelepon," pamitnya untuk yang terakhirnya.
"ne jeongmal kamsahamnida untuk segalanya hari ini Jinho-ya maaf telah banyak merepotkanmu,"
"ani gwaenchana. Saya pamit ya. annyeong," pamit jinho disusu dengan mobil yang perlahan melaju meninggalkan kediaman Kim. Ny. Kim pun segera masuk kedalam rumah sembari menuntun putri semata wayangnya itu.
oke segini dulu. gatau lagi deh ini cerita bakal dibawa kemana. simak terus aja deh haha
Jumat, 27 Desember 2013
Kamis, 26 Desember 2013
Serial Drama " The Strange Housekeeper"
Nah, kali ini saya ingin membagikan informasi mengenai salah satu drama korea terbaru yang berjudul "The Strange Housekeeper" atau "The Suspicious Housekeeper".
Drama ini menceritakan tentang seorang wanita bernama Park Bo Nyeo (Choi Ji Woo) yang menjadi pembantu di salah satu keluarga. namun keluarga ini tidak senormal biasanya. mengapa demikian? keluarga ini baru saja kehilangan sang ibu yang menyisakan seorang ayah dan 4orang anak. Sang pembantu pun juga berbeda sekali dari para pembantu biasanya. dia adalah seorang pembantu yang tidak ramah yang sempurna dalam melakukan segala hal namun ia tidak bisa tersenyum dikarenakan masa lalunya yang cukup misterius.
Detail Drama Korea Terbaru
Judul: The Suspicious HousekeeperJudul Lain: The Strange Housekeeper
Genre: Family, Mystery
Jumlah Episode: 20 episode
Jaringan Stasiun TV: SBS
Periode Penayangan: 23 September 2013 s/d 26 November 2013
Waktu Penayangan: Senin & Selasa, Pukul 21:55
Rumah Produksi: Every Show
Sutradara: Kim Hyung Shik
Penulis Naskah: Baek Woon Chul
Para Pemain Serial Ini
Pemeran UtamaChoi Ji Woo sebagai Park Bok Nyeo
Lee Sung Jae sebagai Eun Sang Chul
Wang Ji Hye sebagai Yoon Song Hwa
Keluarga Eun Sang Chul
Kim So Hyun sebagai Eun Han Kyul (Anak 1)
Chae Sang Woo sebagai Eun Doo Kyul (Anak ke 2)
Nam Da Reum sebagai Eun Se Kyul (Anak ke 3)
Kang Ji Woo sebagai Eun Hye Kyul (Anak ke 4)
Keluarga istri Eun Sang Chul
Park Geun Hyung sebagai Woo Geum Chi
Shim Yi Young sebagai Woo Na Young
Orang-orang di sekitar Eun Sang Chul
Yoon Hee Suk sebagai Manager Choi
Jang Seo Won sebagai Lee Dong Shik
Orang-orang di sekitar Park Bok Nyeo
Kim Hae Sook sebagai Director Hong
Jung Suk Yong sebagai Shin Jung Man
Orang Lain
Bang Eun Hee sebagai ibu Uh Jin
Lee Seung Hyung sebagai Ayah Uh Jin
Bagaimana kelanjutan ceritanya? silakan beli dvd nya ditoko kaset terdekat. dijamin gak nyesel deh^^.
Selasa, 24 Desember 2013
essay about 'Discipline'
Kedisiplinan Dalam Hidup
Disiplin berasal dari Bahasa latin‘Discere’yang
berarti belajar. Dari kata ini
terbentuklah kata ‘Disciplina’yang berarti pelatihan
atau pengajaran. Berdasarkan makna yang terkandung, kata disiplin dapat diartikan
sebagai kepatuhan dalam menaati segala peraturan yang ada atau sebagai latihan
yang bertujuan untuk menciptakan pribadi yang disiplin dan tertib.
Sehubungan dengan
itu, saya ingin membagi sedikit pengalaman saya yang cukup berkaitan dengan kedisiplinan.Saya
adalah seorang anak dari sebuah keluarga yang sederhana.Namun, orang tua saya merupakan
tipikal yang sangat memegang teguh adab, nilai, dan kedisiplinan.Sejak kecil,
saya selalu di didik menjadi seorang anak yang disiplin, tepat waktu, dan mengenal
sopan dan santun.Ketika saya melakukan kesalahan seperti pulang tidak tepat pada
waktunya dikarenakan terlalu asyik bermain, tidak membereskan barang-barang
yang telah saya gunakan, dan lain sebagainya, saya akan mendapat hukuman yang
telah disepakati bersama keluarga sebelumnya. Pernah suatu ketika saya melanggar
salah satu peraturan yang telah orang tua saya buat. Akibatnya, saya dilarang masuk
ke dalam rumah dan diharuskan tidur di luar hingga pagi menjelang.Dimulai sejak
TK, saya sudah dididik mengenai kedisiplinan seperti saat waktunya mandi, saya
harus mandi tepat pada waktunya, saat waktunya makan saya harus makan tepat
pada waktunya pula. Jika saya tidak melakukan hal tersbut sesuai pada waktunya,
mama akan menghukum saya. Saat SD, saya mulai dididik untuk dapat belajar tepat
pada waktunya dan mengurangi waktu bermain. Karena saat SD adalah dimana masa
sorang anak mulai mengenal teman-teman sepermainan mereka lebih dekat.
Saat saya
berumur 10 tahun atau tepatnya kelas 5 SD, banyak teman-teman saya yang telah
memiliki handphone sedangkan saya tidak. Ketika saya meminta kepada ayah saya,
belau selalu mengatakan ‘ belum waktunya kamu punya handphone’. Semenjak saat
itu, saya mulai disiplin dalam belajar dan apa yang telah saya lakukan pun
berbuah manis. Ketika pengumuman hasil nilai UN, Alhamdulillah saya termasuk
mendapat nilai yang cukup memuaskan yaitu dengan rata-rata diatas 90. Sungguh
prestasi yang tak terduga. Setelah pengumuman pun saya memberitahu keda
orangtua saya. Subhanallah, sungguh terharu rasanya melihat orang tua saya
mengeluarkan air mata yang sungguh berharga itu karena rasa bangganya terhadap
apa yang telah saya peroleh. Setelah itu pun orang tua saya memanggil saya dan betapa
terkejutnya saya ketika beliau ternyata memberikan saya sebuah handphone untuk
saya. Sungguh bahagia sekali rasanya.
Saat SMP, saya
bukanlah murid yang dibilang popular. Saya hanya murid biasa yang terdaftar di
salah satu sekolah negri favorit di Tangerang. Tetapi, kedisiplina yang memang
telah diterapkan oleh orang tua saya kepada saya membuat saya dapat membantu
menertibkan warga kelas dan saya pernah mengikuti salah satu ekstrakulikuler
yang berhubungan dengan kedisiplinan yaitu paskibra. Ternyata jika kita menerapkan
sikap yang disiplin akan membawa kita ke suatu hasil yang positif. Semenjak saat
itu, saya bertekad untuk berubah menjadi pribadi yang disiplin dan taat pada peraturan.
Ada kalanya ketika kita menjalani hidup
ini, kita bertemu dengan orang-orang yang kurang mengerti dan paham akan pentingnya
kedisiplinan. Seperti halnya saat SMP, saya bertemu dengan teman-teman yang
memang kurang paham dalam hal kedisiplinan. Setiap harinya, mereka selalu melanggar
bermacam-macam aturan sekolah. Hal ini membuat persepsi dimata setiap guru
menjadi kurang baik dan akan berdampak pada nilai sikap mereka masing-masing walaupun
pada kenyataannya, mereka memiliki kecerdasan diatas teman-teman yang lainnya.
Kedisiplinan juga cukup erat kaitannya
dengan kesuksesan seseorang.Orang yang disiplin secara otomatis dapat mengatur waktunya
sendiri. Sikap disiplin dalam belajar akan lebih mengasah ketrampilan dan daya ingat
siswa terhadap materi yang telah diberikan, karenanya siswa dapat belajar menurut
kesadarannya sendiri serta siswa akan termotivasi untuk lebih giat belajar.
Belajar dengan disiplin yang terarah dapat menghindarkan diri dari rasa malas sehingga
pada akhirnya dapat meningkatkan daya kemampuan belajar siswa. Seperti yang
sudah dijelaskan bahwa disiplin merupakan kunci kesuksesan seseorang. Seseorag
yang menerapkan kedisiplinan, pada awalnya memang akan merasakan kepahitan namun
akan berbuah manis di akhir. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pembentukan
pribadi yang disiplin:
1.
Faktor
yang ada pada diri individu
2.
Faktor
diluar individu atau faktor sosial.
Faktor individual meliputi faktor kematangan,
pertumbuhan, kecerdasan, latihan,
motivasi, dan faktor pribadi.
Sedangkan yang dimaksud faktor diluar individu atau sosial
yaitu meliputi faktor keluarga, keadaan rumah tangga, guru dan
cara mengajarnya, alat-alat
yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan, dan kesempatan yang
tersedia,
dan motivasi sosial.
Keluarga merupakan
media pertama seorang anak mengenal adanya peraturan dan
Belajar untuk
bersikap disiplin dan bertanggung jawab. Sejak dini, orang tua akan
Menerapkan pentingnya
untuk menjadi pribadi yang disiplin dan tertib. Pola asuh
Merupakan suatu
cara yang dilakukan dalam mendidik dan menjaga anak secara terus
Menerus dari
waktu ke waktusebagai perwujudan rasa tanggung jawab orang tua terhadap
anak. Dalam mengasuh anak, orang tua harus memiliki cara
dan strategi tersendiri agar mereka tidak salah asuh. Selain itu, orang tua juga
harus mengerti segala sifat, kepribadian, dan karakteristik sang anak.
Anak usia dini merupakan tahapan usia yang paling
menentukan dalam proses pembentukan sifat, kepribadian, dankarakteristik seorang
anak. Karena pada usiadini anak memasuki masa emas atau yang biasa disebut masa
‘golden
age’. Yaitu masa dimana berkembangnya otak sang anak secara optimal
dalam menerima segala informasi. Sehingga, jika pada usia tersebut seorang anak
di didik secara benar dan baik, maka kepribadia anak tersebut pun akan baik
pula. Kedisiplinan merupakan hal yang penting yang harus ditanamkan pada anak.Untuk
itu kedisiplinan dapat dibentuk melalui pola asuh yang diakukan oleh keluarga khususnya
orang tua yang memiliki peran yang cukup besar dalam pembentukan kepribadian seorang
anak.Tujuan diterapkannya pribadi yang disiplin bagi anak yaitu untuk mengembangkan
sikap kejujurannya, kesadaran akan kewajibannya, serta menumbuhkan nilai moralnya.
Beberapa manfaat yang diperoleh seorang anak jika ia
menerapkan sikap yang disiplin:
·
Disiplin
memberi rasa aman dengan memberitahukan apa yang boleh dan yang tidak boleh
Dilakukan.
·
Dengan
disiplin, anak belajar bersikap menurut cara yang akan mendatangkan pujian yang
akan ditafsirkan anak sebagai tanda kasih sayang dan penerimaan.
·
Disiplin
yang sesuai dengan perkembangan berfungsi sebagai motivasi yang mendorong anak
mencapai apa yang diharapkan darinya.
·
Disiplin
membantu anak mengembangkan hati nurani dalam pengambilan keputusan.
Berlanjut dari cerita yang sebelumnya, saya sekarang
adalah salah seorang murid SMA
di suatu sekolah boarding yang menurut
orang lain cukup dibilang bergengsi, yaitu SMA
Insan Cendekia Madani Boarding School
Development. Mengapa boarding school? Ya,
memang orang tua saya sengaja
mengirimkan saya ke sekolah ini dengan alasan
sekolah negri takut membawa dampak
yang lebih buruk. Sedangkan di sekolah ini
cukup dijamin tentang ilmu
keagamaannya. Di sekolah ini juga dituntut untuk menjadi
pribadi yang disiplin. Seminggu
pertama saya masuk dah menetap di asrama memang
saya tidak bisa mengatur dengan benar
waktu atau jadwal kegiatan saya sehari-hari
disini. Namun, lambat laun saya mulai
membiasakan diri dan pada akhirnya bisa hidup
dengan segala macam bentuk aturan di
sekolah ini. Sewaktu saya duduk di bangku
pertama SMA di semester pertama, saya
sering melanggar aturan seperti telat setiap
datang ke sekolah atau masjid dan lain
sebagainya. Namun, di semester kedua saya mulai
berubah. Setelah mendapat berbagai
masukan dari kedua orangtua saya, saya mulai
mengatur jadwal kegiatan sendiri
hingga saat ini. Kebanyakan teman-teman saya selalu
mengejek saya bahwa saya itu anaknya
kerajinan, terlalu rajin atau semacamnya. Padahal
saya hanya berusaha membuat jadwal
mandiri dengan alokasi waktu lebih cepat dari yang
dijadwalkan sekolah seperti waktu
berangkat ke masjid yang pukul 17.30 WIB saya sudah
berangkat pukul 17.00 WIB dan
Alhamdulillah dengan jadwal itu saya dikategorikan hampir
tidak pernah masuk catatan murid yang
suka melanggar aturan. Predikat itu pada akhirnya
berujung pada suatu ketika dimana saya
dipilih untuk masuk kedalam suatu wadah
organisasi siswa atau biasa disebut
OSIS. Awalnya saya sudah pesimis tidak akan terpilih,
tetapi nyatanya, sekarang ini saya
sudah memiliki predikat sebagai pengurus osis.
Sungguh hal yang cukup dapat
dibanggakan bagi diri saya karena seumur hidup saya ini,
saya tidak pernah terpikirkan akan
masuk menjadi salah satu jajaran orang penting dari
siswa-siswa di sekolah. Saya
ditugaskan menjadi pengurus OSIS dalam bidang
kedisiplinan. Disini, saya dituntut
untuk berperilaku disiplin dan membantu teman-temang
yang kurang memahami pentingnya
kedisiplinan.
Di masa perguruan tinggi nanti saya
berharap dapat terus menerapkan kehidupan yang
penuh disiplin lagi. Saya tidak mau
menyesal diakhir nanti. Karena jika kita menerapkan
kehidupan yang disiplin akan muncul
dampak negatif bagi kehidupan kita
sendiri, seperti:
Ø
Segala
kegiatan menjadi terlambat.
Ø
Setiap
tugas jadi tidak dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Ø
Hati
menjadi gelisah karena perasaan tidak tenang.
Ø
Prestasi
belajar akan menurun.
Untuk menghindari segala dampak negatif
itu, perlu adanya manajemen waktu yang
baik dari
diri sendiri. Tujuan diciptakannya manajemen waktu yang baik yaitu agar hidup
kita lebih
tertib dan teratur. Buatlah manajemen waktu dengan baik dan benar dan buat
seluruh waktu
menjadi seproduktif mungkin. Jika perlu, gunakan waktu luang anda untuk
melakukan
berbagai hal penting lainnya.
Untuk itu,
mari kita junjung tinggi hidup dengan kedisiplinan. Karena kedisiplinan
merupakan
salah satu kunci untuk menuju kesuksesan. Dimulai dari dini, mari ubah pola
hidup supaya
menjadi tertib dan teratur sebelum terlambat diakhir nantinya.
Langganan:
Postingan (Atom)