Jumat, 27 Desember 2013

Regret Chapter 4.

oke ini udah lama banget semenjak saya menuliskan cerita ini. saya aja sempet lupa sama cerita ini saking sibuknya wkwk. yaudah simak terus kelanjutannya. semoga suka:)

pagi hari.
haera berjalan menyusuri lorong dengan senyum yang tak henti-henti terkembang di bibir cherry-nya. entah mengapa suasana hati nya pagi ini sangatlaj baik. sang ibu cukup terheran heran melihat putrinya sedari pagi telah senyum-senyum sendiri seperti itu. sampailah Hara didepan pintu kelasnya. dilihatnya orang yang berhasil membuatnya tersenyum telah duduk manis dikursinya. ia pun menolehkan kepalanya ketika melihat Haera telah memasuki kelas dan membalas senyumnya. tak lama bel pun berbunyi menandakan waktunya untuk seluruh murid untuk masuk ke kelas mereka masing-masing. pelajaran pagi ini pun dimulai.

pukul 09.30 *bel berbunyi*
bel pun berbunyi menandakan waktunya istirahat. sang guru pun menyudahi pelajarannya dan tak lupa memberi sedikit petuah bagi murid-muridnya sebelum ia meninggalkan kelas. setelah sang guru yang bersangkutan meninggalkan kelas, murid-murid yang lain satu persatu mulai menuju ke toilet sekolah untuk mengganti pakaian mereka menjadi pakaian olahraga karena setelahnya adalah pelajaran olahraga, tak terkecuali Jinho. saat Jinho ingin beranjak meninggalkan kelas dilihatnya Haera masih duduk manis dibangkunya mengenakan headphone biru langit yang membuatnya terlihat semakin manis dimata Jinho. Dilihatnya Haera sedang melamun melihat ke luar.
"ya, Haera-ya kau tidak mengganti baju mu?,"
yang ditanya hanya mebalas menatap dengan pandangan seakan 'bagaimana aku harus menjelaskannya'
"ya, Haera-ya mengapa kau tidak mengganti pakaianmu?," sekali lagi Jinho bertanya pada Haera
"a-aku aku sedang tidak enak badan. sepertinya aku tidak ikut olahraga, kau pergilah," balasnya dengan suara yang sedikit gugup.
"kau sakit? kau ingin kuantar ke UKS lagi Haera ya? kau baik-baik saja?" tanya Jinho dengan khawatirnya
"a-ani Jinho-ya nan gwaenchana. kamu pergilah. aku akan menyusul ke lapangan nanti," putus Haera akhirnya.
"hmm begitukah? baiklah kalau begitu aku akan ke lapangan terlebih dahulu karena bel baru saja berbunyi," itulah kalimat terakhir sebelum akhirnya Jinho memutuskan untuk meninggalkan Haera di kelas.

*di lapangan*
semua orang sudah sibuk dengan kegiatannya masing-masing. disebelah kanan adalah grup yang sedang bermain basket. sedangkan diarea kiri tampak orang yang sedang sibuk bermain futsal. Haera pun memutuskan untuk memasuki lapangan. seketika semua murid langsung menghentikan aktifitasnya masing-masing. mereka teramat sangat terkejut melihat kehadiran Haera terlebih gadis itu mengenakan pakaian olahraganya. segera Yoora menghampiri sahabatnya itu untuk menanyakan perihal gadis itu memasuki area berbahaya bagi tubuhnya. ya. Yoora mengetahui penyakitnya.
"YA KIM HAERA! neo micheosseo? apa yang kau lakukan disini hah? kau ini.. kau ingin membahayakan dirimu ya?," tanya Yoora setelah berdiri dihadapan Haera.
"sstt diamlah Yoora aku hanya ingin merasakan indahnya matahari pagi. aku sudah bilang kok pada eomma. beliau mengizinkan ku selama aku tau diri tidak melakukan hal yang berat," balasnya
"benarkah? aku tak yakin"
"sungguh Yoora-ya aku berjanji tidak akan terlalu lelah" sambungnya.
tak lama Jinho menghamirinya dengan sebuah bola basket yang sedang di dribblenya. oh tuhan, sungguh makhluk mu yang satu ini sangat luar biasa. Haera yang melihat kedatangan Jinho hanya diam mematung.
"haera ya? kenapa kau kesini? katanya kamu kurang sehat?,"tanya Jinho dengan raut bingungnya
"hmm ani aku sudah baikan.. yaa aku tidak apa apa kok," balas Haera.
"apa kau yakin? kamu ingin bermain bersama ku?," sambungnya
"hmm baiklah..," jawab Haera sedikit ragu. kemudia Haera telah menghilang mengikuti Jinho yang telah kembali ke lapangan basket dan menyisakan Yoora yang memandang sedih sahabatnya itu.
10menit telah berlalu. mungkin bagi sebagian orang 10 menit bermain basket tidak terlalu melelahkan. berbeda dengan Haera. lihatlah gadis itu. wajahnya telah memerah sempurna bak kepiting rebus. napasnya pun tak kalah memburu bahkan nyaris terputus-putus. pandangannya mulai mengabur. Jinho tak menyadari itu. Saat ia ingin memanggil Haera barulah disadarinya bahwa gadis itu tidak baik-baik saja. dalam hitungan sepersekian detik gadis itu pun jatuh ketanah setelah sebelumnya ia menahan darah yang terus mengalir dari kedua hidungnya. beruntungnya dengan cepat Jinho langsung menangkap gadis itu.
"y-yah.. haera-ya.. ireona.. neo wae geurae?" lirih jinho dengan paniknya
ia pun langsung berlari menuju UKS. selama perjalanan tak henti-hentinya Jinho mengucap kata maaf karna sekali lagi telah lalai dalam melindungi dan menjaga gadisnya ini. sampai sekarang pun ia tidak mengetahui apa yang terjadi terhadap Haera. gadis itu belum menceritakannya. sesampainya di UKS, Jinho langsung menghubungi perawat dan dengan sigap dan cekatan sang peawat melakukan pertolongan pertama terhadap Haera. lagi. Haera harus dipasangkan alat penghubung ke hidungnya. setelah selesai perawat hanya memberi pesan,
"tolong jaga dia hingga sadar. apa kau membawa obatnya?,"
"obat? obat apa yang anda maksud sus?," tanya Jinho heran
"apa kau tidak mengetahuinya? gadis ini mengalami kanker otak ya walaupun belum stadium yang parah tapi kita tetap harus memantaunya," jelasnya
"mwo?mworago? Hae-Haera sakit... separah itu? itu tidak mungkin suster.. bagaimana bisa?,"lirih Jinho
"itu benar nak, orang tuanya sendiri yang telah memberi informasi pada sekolah dan seharusnya anak ini memang tidak mengikuti kegiatan olahraga tapi entah mengapa baru kali ini saya melihatnya memaksakan diri seperti ini. kalau begitu, saya permisi dulu nak," pamit sang suster yang akhirnya hanya meninggalkan Jinho sendirian.
Jinho akhirnya memutuskan untuk duduk di tepi tempat tidur Haera. ia menggenggam tangan gadis itu. ia pun menundukkan kepalanya. ia benar benar menyesal. ia tidak mengetahui kebenarannya. ia tidak menyangka bahwa Haera-nya memiliki penyakit yang mengerikan seperti itu.
tes. tes. air mata itu pun menetes.
tak lama Haera pun membuka matanya. Jinho belum menyadarinya. Haera tersadar ada suara tangisan seseorang. setelah ia teliti itu adalah suara tangisan Jinho. Jinho menangis... untuknya?. tanpa Jinho sadari Haera pun ikut meneteskan air matanya. ia menangis melihat lelaki yang ia sayangi justrus menangisinya yang mungkin telah mengetahui perihal penyakitnya. setelah lelah menangis, kedua insan itu akhirnya tertidur.
bel pulang berbunyi. Jinho lah orang pertama yang menyadari itu. ia segera mengakkan badanya yang terasa cukup pegal. disusul dengan Haera yang kemudian membuka matanya. Jinho yang melihat itu pun langsung mendekati gadis itu dan menanyakan apa gadis itu masih pusing atau semacamnya. terlihat sekali raut wajah Jinho yang penuh akan rasa kekhawatiran itu. Haera hanya tersenyum. senyum yang dapat membuat hati Jinho terasa damai sekali. Ia berkata bahwa ia sudah cukup baikan dan meminta Jinho untuk mengantarnya pulang. dengan sigap jinho membantu haera untuk menuju mobilnya dan pulang bersama.
ketika melewati persimpangan jalan, haera melihat ada sebuah kedai ice cream. ia kemudian meminta jinho menunggu sebentar karna ia ingin membeli ice cream itu. namun jinho langsung melarangnya dan menawarkan diri untuk membelikannya. haera mau tak mau akhirnya menyetujuinya. jinho kembali ke mobil dengan dua cup ice cream rasa strawberry dan coklat. haera menerima yang strawberry.tak disangka ternyata jinho masih mengingat rasa kesukaannya. haera pun menghabiskan ice creamnya dengan senyum yang bahagia. jinho yang melihatnya ikut senang. setelah menghabiskan ice creamnya mereka melanjutkan perjalanan pulang.
sesampainya di depan rumah Haera, sang ibu telah menunggunya. ia merasa cemas karena sedari tadi anaknya tidak menjawab teleponnya. dilihatnya haera turun bersama seorang pemuda yang nampaknya mukanya tidak asing dari penglihatan Ny. Kim.
"omo! Jinho? kau Jinho bukan?," tanya Ny.Kim
"ne. annyeonghasseo eomoni. suda lama sekali tak berjumpa," sapanya dengan tak lupa disertai senyum
"aah annyeonghasseo. wah sudah lama sekali ya. kau satu sekolah dengan Haera sekarang?" tanyanya
"ne eomoni. aku baru pindah seminggu yang lalu. hmm kalau begitu aku permisi pamit pulang dulu eomoni karena hari mulai sore aku khawatir ibuku juga mencariku. annyenghasseo," pamit Jinho
"aah begitu? sayang sekali padahal tante ingin mengajakmu masuk dulu awalnya. yasudah kalau begitu,"
"aah gwaenchana eomoni kita bisa melakukannya lain kali. kalau begitu saya pamit ya. mari Haera ya. jangan lupa istirahat dan minum obatmu nanti aku akan menelepon," pamitnya untuk yang terakhirnya.
"ne jeongmal kamsahamnida untuk segalanya hari ini Jinho-ya maaf telah banyak merepotkanmu,"
"ani gwaenchana. Saya pamit ya. annyeong," pamit jinho disusu dengan mobil yang perlahan melaju meninggalkan kediaman Kim. Ny. Kim pun segera masuk kedalam rumah sembari menuntun putri semata wayangnya itu.

oke segini dulu. gatau lagi deh ini cerita bakal dibawa kemana. simak terus aja deh haha

Kamis, 26 Desember 2013

Serial Drama " The Strange Housekeeper"

   
Nah, kali ini saya ingin membagikan informasi mengenai salah satu drama korea terbaru yang berjudul "The Strange Housekeeper" atau "The Suspicious Housekeeper".
    Drama ini menceritakan tentang seorang wanita bernama Park Bo Nyeo (Choi Ji Woo) yang menjadi pembantu di salah satu keluarga. namun keluarga ini tidak senormal biasanya. mengapa demikian? keluarga ini baru saja kehilangan sang ibu yang menyisakan seorang ayah dan 4orang anak. Sang pembantu pun juga berbeda sekali dari para pembantu biasanya. dia adalah seorang pembantu yang tidak ramah yang sempurna dalam melakukan segala hal namun ia tidak bisa tersenyum dikarenakan masa lalunya yang cukup misterius.

Detail Drama Korea Terbaru

Judul: The Suspicious Housekeeper
Judul Lain: The Strange Housekeeper
Genre: Family, Mystery
Jumlah Episode: 20 episode
Jaringan Stasiun TV: SBS
Periode Penayangan: 23 September 2013 s/d 26 November 2013
Waktu Penayangan: Senin & Selasa, Pukul 21:55
Rumah Produksi: Every Show
Sutradara: Kim Hyung Shik
Penulis Naskah: Baek Woon Chul

Para Pemain Serial Ini

Pemeran Utama
Choi Ji Woo sebagai Park Bok Nyeo
Lee Sung Jae sebagai Eun Sang Chul
Wang Ji Hye sebagai Yoon Song Hwa

Keluarga Eun Sang Chul
Kim So Hyun sebagai Eun Han Kyul (Anak 1)
Chae Sang Woo sebagai Eun Doo Kyul (Anak ke 2)
Nam Da Reum sebagai Eun Se Kyul (Anak ke 3)
Kang Ji Woo sebagai Eun Hye Kyul (Anak ke 4)

Keluarga istri Eun Sang Chul
Park Geun Hyung sebagai Woo Geum Chi
Shim Yi Young sebagai Woo Na Young

Orang-orang di sekitar Eun Sang Chul
Yoon Hee Suk sebagai Manager Choi
Jang Seo Won sebagai Lee Dong Shik

Orang-orang di sekitar Park Bok Nyeo
Kim Hae Sook sebagai Director Hong
Jung Suk Yong sebagai Shin Jung Man

Orang Lain
Bang Eun Hee sebagai ibu Uh Jin
Lee Seung Hyung sebagai Ayah Uh Jin

Bagaimana kelanjutan ceritanya? silakan beli dvd nya ditoko kaset terdekat. dijamin gak nyesel deh^^.

Selasa, 24 Desember 2013

essay about 'Discipline'

Kedisiplinan Dalam Hidup


Disiplin berasal dari Bahasa latin‘Discere’yang berarti belajar. Dari kata ini
terbentuklah kata ‘Disciplina’yang berarti pelatihan atau pengajaran. Berdasarkan makna yang terkandung, kata disiplin dapat diartikan sebagai kepatuhan dalam menaati segala peraturan yang ada atau sebagai latihan yang bertujuan untuk menciptakan pribadi yang disiplin dan tertib.

Sehubungan dengan itu, saya ingin membagi sedikit pengalaman saya yang cukup berkaitan dengan kedisiplinan.Saya adalah seorang anak dari sebuah keluarga yang sederhana.Namun, orang tua saya merupakan tipikal yang sangat memegang teguh adab, nilai, dan kedisiplinan.Sejak kecil, saya selalu di didik menjadi seorang anak yang disiplin, tepat waktu, dan mengenal sopan dan santun.Ketika saya melakukan kesalahan seperti pulang tidak tepat pada waktunya dikarenakan terlalu asyik bermain, tidak membereskan barang-barang yang telah saya gunakan, dan lain sebagainya, saya akan mendapat hukuman yang telah disepakati bersama keluarga sebelumnya. Pernah suatu ketika saya melanggar salah satu peraturan yang telah orang tua saya buat. Akibatnya, saya dilarang masuk ke dalam rumah dan diharuskan tidur di luar hingga pagi menjelang.Dimulai sejak TK, saya sudah dididik mengenai kedisiplinan seperti saat waktunya mandi, saya harus mandi tepat pada waktunya, saat waktunya makan saya harus makan tepat pada waktunya pula. Jika saya tidak melakukan hal tersbut sesuai pada waktunya, mama akan menghukum saya. Saat SD, saya mulai dididik untuk dapat belajar tepat pada waktunya dan mengurangi waktu bermain. Karena saat SD adalah dimana masa sorang anak mulai mengenal teman-teman sepermainan mereka lebih dekat.
Saat saya berumur 10 tahun atau tepatnya kelas 5 SD, banyak teman-teman saya yang telah memiliki handphone sedangkan saya tidak. Ketika saya meminta kepada ayah saya, belau selalu mengatakan ‘ belum waktunya kamu punya handphone’. Semenjak saat itu, saya mulai disiplin dalam belajar dan apa yang telah saya lakukan pun berbuah manis. Ketika pengumuman hasil nilai UN, Alhamdulillah saya termasuk mendapat nilai yang cukup memuaskan yaitu dengan rata-rata diatas 90. Sungguh prestasi yang tak terduga. Setelah pengumuman pun saya memberitahu keda orangtua saya. Subhanallah, sungguh terharu rasanya melihat orang tua saya mengeluarkan air mata yang sungguh berharga itu karena rasa bangganya terhadap apa yang telah saya peroleh. Setelah itu pun  orang tua saya memanggil saya dan betapa terkejutnya saya ketika beliau ternyata memberikan saya sebuah handphone untuk saya. Sungguh bahagia sekali rasanya.
Saat SMP, saya bukanlah murid yang dibilang popular. Saya hanya murid biasa yang terdaftar di salah satu sekolah negri favorit di Tangerang. Tetapi, kedisiplina yang memang telah diterapkan oleh orang tua saya kepada saya membuat saya dapat membantu menertibkan warga kelas dan saya pernah mengikuti salah satu ekstrakulikuler yang berhubungan dengan kedisiplinan yaitu paskibra. Ternyata jika kita menerapkan sikap yang disiplin akan membawa kita ke suatu hasil yang positif. Semenjak saat itu, saya bertekad untuk berubah menjadi pribadi yang disiplin dan taat pada peraturan.

Ada kalanya ketika kita menjalani hidup ini, kita bertemu dengan orang-orang yang kurang mengerti dan paham akan pentingnya kedisiplinan. Seperti halnya saat SMP, saya bertemu dengan teman-teman yang memang kurang paham dalam hal kedisiplinan. Setiap harinya, mereka selalu melanggar bermacam-macam aturan sekolah. Hal ini membuat persepsi dimata setiap guru menjadi kurang baik dan akan berdampak pada nilai sikap mereka masing-masing walaupun pada kenyataannya, mereka memiliki kecerdasan diatas teman-teman yang lainnya.

Kedisiplinan juga cukup erat kaitannya dengan kesuksesan seseorang.Orang yang disiplin secara otomatis dapat mengatur waktunya sendiri. Sikap disiplin dalam belajar akan lebih mengasah ketrampilan dan daya ingat siswa terhadap materi yang telah diberikan, karenanya siswa dapat belajar menurut kesadarannya sendiri serta siswa akan termotivasi untuk lebih giat belajar. Belajar dengan disiplin yang terarah dapat menghindarkan diri dari rasa malas sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan daya kemampuan belajar siswa. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa disiplin merupakan kunci kesuksesan seseorang. Seseorag yang menerapkan kedisiplinan, pada awalnya memang akan merasakan kepahitan namun akan berbuah manis di akhir. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pembentukan pribadi yang disiplin:
1.    Faktor yang ada pada diri individu
2.    Faktor diluar individu atau faktor sosial.


Faktor individual meliputi faktor kematangan, pertumbuhan, kecerdasan, latihan,
motivasi, dan faktor pribadi. Sedangkan yang dimaksud faktor diluar individu atau sosial
yaitu meliputi faktor keluarga, keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat
yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan, dan kesempatan yang tersedia,
dan motivasi sosial.

Keluarga merupakan media pertama seorang anak mengenal adanya peraturan dan
Belajar untuk bersikap disiplin dan bertanggung jawab. Sejak dini, orang tua akan
Menerapkan pentingnya untuk menjadi pribadi yang disiplin dan tertib. Pola asuh
Merupakan suatu cara yang dilakukan dalam mendidik dan menjaga anak secara terus
Menerus dari waktu ke waktusebagai perwujudan rasa tanggung jawab orang tua terhadap
anak. Dalam mengasuh anak, orang tua harus memiliki cara dan strategi tersendiri agar mereka tidak salah asuh. Selain itu, orang tua juga harus mengerti segala sifat, kepribadian, dan karakteristik sang anak.

Anak usia dini merupakan tahapan usia yang paling menentukan dalam proses pembentukan sifat, kepribadian, dankarakteristik seorang anak. Karena pada usiadini anak memasuki masa emas atau yang biasa disebut masa ‘golden age’. Yaitu masa dimana berkembangnya otak sang anak secara optimal dalam menerima segala informasi. Sehingga, jika pada usia tersebut seorang anak di didik secara benar dan baik, maka kepribadia anak tersebut pun akan baik pula. Kedisiplinan merupakan hal yang penting yang harus ditanamkan pada anak.Untuk itu kedisiplinan dapat dibentuk melalui pola asuh yang diakukan oleh keluarga khususnya orang tua yang memiliki peran yang cukup besar dalam pembentukan kepribadian seorang anak.Tujuan diterapkannya pribadi yang disiplin bagi anak yaitu untuk mengembangkan sikap kejujurannya, kesadaran akan kewajibannya, serta menumbuhkan nilai moralnya.
Beberapa manfaat yang diperoleh seorang anak jika ia menerapkan sikap yang disiplin:
·         Disiplin memberi rasa aman dengan memberitahukan apa yang boleh dan yang tidak boleh
Dilakukan.
·         Dengan disiplin, anak belajar bersikap menurut cara yang akan mendatangkan pujian yang akan ditafsirkan anak sebagai tanda kasih sayang dan penerimaan.
·         Disiplin yang sesuai dengan perkembangan berfungsi sebagai motivasi yang mendorong anak mencapai apa yang diharapkan darinya.
·         Disiplin membantu anak mengembangkan hati nurani dalam pengambilan keputusan.


Berlanjut dari cerita yang sebelumnya, saya sekarang adalah salah seorang murid SMA
di suatu sekolah boarding yang menurut orang lain cukup dibilang bergengsi, yaitu SMA
Insan Cendekia Madani Boarding School Development. Mengapa boarding school? Ya,
memang orang tua saya sengaja mengirimkan saya ke sekolah ini dengan alasan
sekolah negri takut membawa dampak yang lebih buruk. Sedangkan di sekolah ini
cukup dijamin tentang ilmu keagamaannya. Di sekolah ini juga dituntut untuk menjadi
pribadi yang disiplin. Seminggu pertama saya masuk dah menetap di asrama memang
saya tidak bisa mengatur dengan benar waktu atau jadwal kegiatan saya sehari-hari
disini. Namun, lambat laun saya mulai membiasakan diri dan pada akhirnya bisa hidup
dengan segala macam bentuk aturan di sekolah ini. Sewaktu saya duduk di bangku
pertama SMA di semester pertama, saya sering melanggar aturan seperti telat setiap
datang ke sekolah atau masjid dan lain sebagainya. Namun, di semester kedua saya mulai
berubah. Setelah mendapat berbagai masukan dari kedua orangtua saya, saya mulai
mengatur jadwal kegiatan sendiri hingga saat ini. Kebanyakan teman-teman saya selalu
mengejek saya bahwa saya itu anaknya kerajinan, terlalu rajin atau semacamnya. Padahal
saya hanya berusaha membuat jadwal mandiri dengan alokasi waktu lebih cepat dari yang
dijadwalkan sekolah seperti waktu berangkat ke masjid yang pukul 17.30 WIB saya sudah
berangkat pukul 17.00 WIB dan Alhamdulillah dengan jadwal itu saya dikategorikan hampir
tidak pernah masuk catatan murid yang suka melanggar aturan. Predikat itu pada akhirnya
berujung pada suatu ketika dimana saya dipilih untuk masuk kedalam suatu wadah
organisasi siswa atau biasa disebut OSIS. Awalnya saya sudah pesimis tidak akan terpilih,
tetapi nyatanya, sekarang ini saya sudah memiliki predikat sebagai pengurus osis.
Sungguh hal yang cukup dapat dibanggakan bagi diri saya karena seumur hidup saya ini,
saya tidak pernah terpikirkan akan masuk menjadi salah satu jajaran orang penting dari
siswa-siswa di sekolah. Saya ditugaskan menjadi pengurus OSIS dalam bidang
kedisiplinan. Disini, saya dituntut untuk berperilaku disiplin dan membantu teman-temang
yang kurang memahami pentingnya kedisiplinan.
Di masa perguruan tinggi nanti saya berharap dapat terus menerapkan kehidupan yang
penuh disiplin lagi. Saya tidak mau menyesal diakhir nanti. Karena jika kita menerapkan
kehidupan yang disiplin akan muncul dampak negatif  bagi kehidupan kita sendiri, seperti:

Ø  Segala kegiatan menjadi terlambat.
Ø  Setiap tugas jadi tidak dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Ø  Hati menjadi gelisah karena perasaan tidak tenang.
Ø  Prestasi belajar akan menurun.

Untuk menghindari segala dampak negatif itu, perlu adanya manajemen waktu yang
baik dari diri sendiri. Tujuan diciptakannya manajemen waktu yang baik yaitu agar hidup
kita lebih tertib dan teratur. Buatlah manajemen waktu dengan baik dan benar dan buat
seluruh waktu menjadi seproduktif mungkin. Jika perlu, gunakan waktu luang anda untuk
melakukan berbagai hal penting lainnya.
Untuk itu, mari kita junjung tinggi hidup dengan kedisiplinan. Karena kedisiplinan
merupakan salah satu kunci untuk menuju kesuksesan. Dimulai dari dini, mari ubah pola
hidup supaya menjadi tertib dan teratur sebelum terlambat diakhir nantinya.

Sabtu, 30 November 2013

Tugas Unsur Intrinsik Novel Moga Bunda Disayang Allah

#. Unsur Intrinsik Novel Moga Bunda Disayang Allah


1. Tema           : Keajaiban Yang Maha Kuasa
2. Alur             : Maju Mundur / Campuran.
3. Latar/setting :
A. TEMPAT
·        Sebuah rumah di lereng bukit – “….rumah besar, mewah, dan indah di lereng bukit…” (hal 10).
·        Sebuah perahu di tengah laut – “…ombak bergelombang susul-menyusul menghantam perahunelayan…” (hal 17).
·        Ruang keluarga – “ruang keluarga rumah besar itu lengang…” (hal 139).
·        Taman, halaman rumput – “berjuta larik biru air langsung membungkus tubuhnya saat menjejakan kaki di halaman rumput” (hal 269)
·        Diatas Teluk Kota, Pelabuhan, Festival KembangApi (hal. 292)
B. WAKTU
 Ã˜  “lepas tengah malam” – (hal. 92)
 Ã˜  “Malam sekali lagi datang” –(hal 109)
 Ã˜  “satu minggu berlalu” –(hal. 123)
 Ã˜  “Hari keempat menjelang malam hari” –(hal. 148)
 Ã˜  “Hingga tiga tahun lalu” –(hal 202)
 Ã˜  “pukul 19.00 – lepas maghrib” –(hal 213)
 Ã˜  “Malam itu, senin, 21 Mei, lima hari setelah pesta kembang api..” –(hal 239)
C. SUASANA
 v Tegang - “Terdiam, tegang, bersitatapsatusamalain,” (hal 91)
 v Penuh amarah – “….Tuan HK membentak istrinya. Ia benar-benar tak terkendalis ekarang,” (hal 266)
 v Penuh haru – “bunda sudah menangis haru memeluk putrinya,” (hal 275)
 v Sedih – “Bunda menggigit bibir, memaksa matanya agar tidak menangis,” (hal 35)
4. Penokohan               
 a. Melati          : Pantang menyerah, selalu berusaha, senang membuat ulah
                        rendah hati, semangat, ceria.  
b. Bunda         : Sabar, penyayang, baik hati, ramah.
c. Karang         : Penyayang, berperasaan, rela berkorban, kasar, jorok, keras
                           kepala
d. Kinansih      : Baikhati, pandai menghibur dan berjiwa yang sangat mulia, keibuan, jujur.
               e. Tuan HK     : Pekerja keras, penyanyang, bertanggungj awab, keras, disiplin,
   suka memberi.
f. Mang Jeje    : Baik, suka menolong, humoris, penyabar, senang mengabdi.
5. Sudut Pandang : Orang Ketiga Serba Tahu
6. Gaya Bahasa    :
a. “semua asa yang tersisa itu tega masuk ke dalam belahan otak tak sadarnya,” (hal 9) =
b. “tapi harapan itu hari ini bagai kabut yang digantang matahari meninggi,” (hal 39) = Asosiasi
c. “terpesona menatap ombak bergulung, menjilat-jilat mata kaki,” (hal 51)=Hiperbola
d. “matahari senja bersiap menghujam dibalik perbukitan,”=
7. Amanat       : Allah menciptakan manusia dengan berbagai macam bentuk dan rupa. Perbedaanlah yang menyebabkan adanya kelebihan dan kekurangan dalam diri seseorang. Dalam menjalani kehidupan pasti ada kalanya kita menemui kesulitan. Untuk itu, janganlah pernah menyerh untuk menggapai sesuatu. Tetap berusaha keras dan diiringi dengan doa. Insyaallah, Allah akan membantu karena sesungguhnya Allah tidak akan memberikan cobaan pada hamba-Nya diluar batas kempuan hamba-Nya. 

Sabtu, 23 November 2013

Tugas Resensi Novel Moga Bunda Disayang Allah


Keajaiban Yang Kuasa


Judul                                   : Moga Bunda Disayang Allah
Penulis                                : TereLiye
Penerbit                              : Republika
Jumlah Halaman              : 247
Jenis Cover                        : Soft Cover
Dimensi (PxL)                   : 20,5 x 13,5 cm
Text Bahasa                      : Indonesia
Cetakan                             :XVII, April
Tahun                                                 : 2013

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXtxQZ0YTalql2VngcPICLP4rh9VQ0sCRkp0BqkF0yuc8G67S_e4I17lPZpPfCImbxBZFVJJUROXgxj9JhQQe1RglGb8YVNXYNWCpRhVOONJGyPny31GW79Tw_6FFZFk8OccEMhHXX36iL/s320/531776_499825756734664_434401052_n.jpg



#sinopsis
Buku ini menceritakan tentang perjuangan hidup seorang anak bernama Melati untuk mengenal dunia
Dan isinya. Melati, adalah anak tunarungu dan tunanetra sehingga ia juga tidak dapat berbicara karena
ketidak mampuannya untuk mendengar dan melihat mengakibatkan ia hanya dapat mengatakan 2 suku kata
yaitu, “Baa..” dan “Maa..”. Melati menjadi tunarungu dan tunenetra sejak ia berumur 3 tahun. Ia adalah
seorang putri tunggal dari sebuah keluarga yang kaya raya di sebua hkota yang berukurantidakbegitubesar
disebuahlerengbukit. Keluarga kaya raya itu adalah keluarga HK, terdiridari Tuan HK, Bunda, dantentunya
putr itunggal mereka, Melati.
Setiap harinya, Melati hanya merajuk. Berlarian kesana kemari. Melempar segala sesuatu yang ia
pegang. Marah, sebal, takut, semua perasaan bercampur menjadi satu membuatnya terkadang kehilangan
kendali. Suatu hari, Bunda memutuskan untuk mengikuti saran yang diberikan Kinasih, salah seorang dokter
keluarga HK, untuk menghubungi seorang pemuda temannya yang bernama Karang. Ia adalah tipikal pemuda
yang mau rela berkorban hidup dan matinya demia membahagiakan kehidupan anak-anak. Sayangnya, saat
terakhir mereka bertemu hubungan Kinasih dan Karang sedang tidak baik. Sifat dan kepribadiannya pun
berubah. Nampaknya hal itu dikarenakan kecelakaan beberapa tahun silam yang menewaskan belasan nyawa
anak-anak. Sudah genap seminggu surat-surat itu tidak dibalas oleh Karang. Akhirnya Bunda pun memutuskan
untuk mendatangi rumahnya dan membujuk Karang. Namun sayang Karang tetap pada prinsipnya untuk
menolak permintaan itu. Namun, mimpi yang terus menerus menghantuinya akhirnya membulatkan tekadnya
untuk membantu Melati.
Pagi itu, Karang tiba di kediaman keluarga HK. Ketika bertemu untuk pertama kalinya dengan Melati,
Karang terpaku. Ia berfikir,’mengapa tuhan dengan tidak adilnya membuat gadis cantik dan imut ini tidak bisa
merasakan indahnya dunia. Ia tidak bisa melihat, mendengar, dan berbicara Ya Tuhan..’ . Karang pun merasa
mungkin ini adalah kesempatan yang Tuhan berikan untuknya untuk kembali membantu anak-anak dan Melati
menjadi pasien pertama-nya. Hari yang cukup keras untuk Melati pun akhirnya tiba.
Keterbatasan Melati menyebabkan ia tidak mengetahui apa yang terjadi diluar sana. Akhienya, setiap harinya ia hanya merajukj, teriak, berlarian kesana kemari dan tak lupa melempar segala benda yang ditemuinya. Namun, Karang tak menyerah. Karang terus mengajarkan pada melati seperti halnya kalau makan harus menggunakan sendok, bagaimana duduk di kursi, dan jangan suka melempar benda apapun.Melati pun lama-kelamaan mulai melunak dan mengerti. Hingga suatu hari, keajaiban itu tiba. Allah banar-benar menunjukkan kuasa-Nya. Melati mulai dapat merasakannya. Karang pun begitu. Ia mulai tahu cara untuk mengajarkan Melati. Melewati tangannya. Tangannya adalah panca indranya yang selama ini hilang. Mata, telinga, mulut Melati semua ada pada tangannya. Bunda yang menyaksikan itu sudah menangis terharu. Ia menangis dan bersyukur kepada Allah atas karunia-Nya. Sepeninggal hari itu, Melati mulai belajar banyak hal mungkin memang membutuhkan waktu yang cukup lama tapi tak apa. Karang dan Bunda mulai mengajari Melati bagaimana untuk berkomunikasi dengan orang lain yaitu dengan simbol-simbol, gerakan-gerakan tangan, menyentuh bibir, dan merasakan getaran suara. Bunda tak henti-hentinya berterima kasih atas segala karunia-Nya yang telah memberikan jalan sedemikian sehingga Melati dapat kembali mengenal dunianya.
Kekurangan yang terdapat dalam buku ini adalah seperti
Penggambaran terhadap tokoh Melati, Karang, dan Bunda mengakibatkan sulitnya untuk menemukan tokoh
utama. Penggunaan kalimat yang tidak baku dan penambahan kalimat yang tidak perlu mengakibatkan agak
terganggu dalam membaca. Sedangkan, Kelebihan yang terdapat dalam cerita ini adalah dalam cerita ini
banyak pelajaran hidup kepada kita tentang arti ikhlas, sabar, bersyukur, dan keadilan Tuhan. Gaya bahasa
yang digunakan pengarang juga unik dan sarat akan makna. Alurnya yang sulit ditebak membuat pembaca
penasaran terhadap setiap kelanjutannya. Penulis juga berulang kali mengungkapkan kalimat yang
mengingatkan pembaca untuk segala yang telah dimilikinya.Kekurangan yang terdapat dalam buku ini adalah
Penggambaran terhadap tokoh Melati, Karang, dan Bunda mengakibatkan sulitnya untuk menemukan tokoh
utama. Penggunaan kalimat yang tidak baku dan penambahan kalimat yang tidak perlu mengakibatkan agak
terganggu dalam membaca.
Jadi, Buku ini menurut saya sangat di rekomendasi untuk dibaca oleh semua orang karena dalam buku
ini seperti yang sudah dijelaskan, mengajarkan kita kepada pentingnya bersyukur dalam hidup, dan lain
sebagainya. Bahkan ketika membacanya mungkin saja anda akan berlinang airmata dan setelah membaca
diharapkan para pembaca akan lebih menghargai hidup dan menyayangi ibu anda. Selamat membacaJ