Keajaiban Yang Kuasa
Judul
: Moga Bunda Disayang Allah
Penulis
: TereLiye
Penerbit :
Republika
Jumlah Halaman : 247
Jenis Cover :
Soft Cover
Dimensi (PxL) :
20,5 x 13,5 cm
Text Bahasa :
Indonesia
Cetakan :XVII, April
Tahun : 2013
#sinopsis
Buku ini menceritakan tentang perjuangan hidup seorang anak bernama Melati untuk mengenal dunia
Dan isinya. Melati, adalah anak tunarungu dan tunanetra sehingga ia juga tidak dapat berbicara karena
ketidak mampuannya untuk mendengar dan melihat mengakibatkan ia hanya dapat mengatakan 2 suku kata
yaitu, “Baa..” dan
“Maa..”. Melati menjadi tunarungu dan tunenetra sejak ia berumur 3 tahun. Ia adalah
seorang putri tunggal dari sebuah keluarga yang kaya raya
di sebua hkota yang
berukurantidakbegitubesar
disebuahlerengbukit.
Keluarga kaya raya itu adalah keluarga HK, terdiridari Tuan HK, Bunda, dantentunya
putr itunggal mereka, Melati.
Setiap
harinya, Melati hanya merajuk. Berlarian kesana kemari. Melempar segala sesuatu
yang ia
pegang.
Marah, sebal, takut, semua perasaan bercampur menjadi satu membuatnya terkadang
kehilangan
kendali.
Suatu hari, Bunda memutuskan untuk mengikuti saran yang diberikan Kinasih,
salah seorang dokter
keluarga
HK, untuk menghubungi seorang pemuda temannya yang bernama Karang. Ia adalah
tipikal pemuda
yang
mau rela berkorban hidup dan matinya demia membahagiakan kehidupan anak-anak.
Sayangnya, saat
terakhir
mereka bertemu hubungan Kinasih dan Karang sedang tidak baik. Sifat dan
kepribadiannya pun
berubah.
Nampaknya hal itu dikarenakan kecelakaan beberapa tahun silam yang menewaskan
belasan nyawa
anak-anak.
Sudah genap seminggu surat-surat itu tidak dibalas oleh Karang. Akhirnya Bunda
pun memutuskan
untuk
mendatangi rumahnya dan membujuk Karang. Namun sayang Karang tetap pada
prinsipnya untuk
menolak
permintaan itu. Namun, mimpi yang terus menerus menghantuinya akhirnya
membulatkan tekadnya
untuk
membantu Melati.
Pagi
itu, Karang tiba di kediaman keluarga HK. Ketika bertemu untuk pertama kalinya
dengan Melati,
Karang
terpaku. Ia berfikir,’mengapa tuhan dengan tidak adilnya membuat gadis cantik
dan imut ini tidak bisa
merasakan
indahnya dunia. Ia tidak bisa melihat, mendengar, dan berbicara Ya Tuhan..’ .
Karang pun merasa
mungkin
ini adalah kesempatan yang Tuhan berikan untuknya untuk kembali membantu
anak-anak dan Melati
menjadi
pasien pertama-nya. Hari yang cukup keras untuk Melati pun akhirnya tiba.
Keterbatasan Melati menyebabkan ia tidak
mengetahui apa yang terjadi diluar sana. Akhienya, setiap harinya ia hanya
merajukj, teriak, berlarian kesana kemari dan tak lupa melempar segala benda
yang ditemuinya. Namun, Karang tak menyerah. Karang terus mengajarkan pada
melati seperti halnya kalau makan harus menggunakan sendok, bagaimana duduk di
kursi, dan jangan suka melempar benda apapun.Melati pun lama-kelamaan mulai
melunak dan mengerti. Hingga suatu hari, keajaiban itu tiba. Allah banar-benar
menunjukkan kuasa-Nya. Melati mulai dapat merasakannya. Karang pun begitu. Ia
mulai tahu cara untuk mengajarkan Melati. Melewati tangannya. Tangannya adalah
panca indranya yang selama ini hilang. Mata, telinga, mulut Melati semua ada
pada tangannya. Bunda yang menyaksikan itu sudah menangis terharu. Ia menangis
dan bersyukur kepada Allah atas karunia-Nya. Sepeninggal hari itu, Melati mulai
belajar banyak hal mungkin memang membutuhkan waktu yang cukup lama tapi tak
apa. Karang dan Bunda mulai mengajari Melati bagaimana untuk berkomunikasi
dengan orang lain yaitu dengan simbol-simbol, gerakan-gerakan tangan, menyentuh
bibir, dan merasakan getaran suara. Bunda tak henti-hentinya berterima kasih
atas segala karunia-Nya yang telah memberikan jalan sedemikian sehingga Melati
dapat kembali mengenal dunianya.
Kekurangan
yang terdapat dalam buku ini adalah seperti
Penggambaran
terhadap tokoh Melati, Karang, dan Bunda mengakibatkan sulitnya untuk menemukan
tokoh
utama.
Penggunaan kalimat yang tidak baku dan penambahan kalimat yang tidak perlu
mengakibatkan agak
terganggu
dalam membaca. Sedangkan, Kelebihan yang terdapat dalam cerita ini adalah dalam
cerita ini
banyak
pelajaran hidup kepada kita tentang arti ikhlas, sabar, bersyukur, dan keadilan
Tuhan. Gaya bahasa
yang
digunakan pengarang juga unik dan sarat akan makna. Alurnya yang sulit ditebak
membuat pembaca
penasaran
terhadap setiap kelanjutannya. Penulis juga berulang kali mengungkapkan kalimat
yang
mengingatkan
pembaca untuk segala yang telah dimilikinya.Kekurangan yang terdapat dalam buku
ini adalah
Penggambaran
terhadap tokoh Melati, Karang, dan Bunda mengakibatkan sulitnya untuk menemukan
tokoh
utama.
Penggunaan kalimat yang tidak baku dan penambahan kalimat yang tidak perlu
mengakibatkan agak
terganggu
dalam membaca.
Jadi,
Buku ini menurut saya sangat di rekomendasi untuk dibaca oleh semua orang
karena dalam buku
ini
seperti yang sudah dijelaskan, mengajarkan kita kepada pentingnya bersyukur
dalam hidup, dan lain
sebagainya.
Bahkan ketika membacanya mungkin saja anda akan berlinang airmata dan setelah
membaca
diharapkan
para pembaca akan lebih menghargai hidup dan menyayangi ibu anda. Selamat
membacaJ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar