Sabtu, 09 November 2013

Regret -Chap. 3

Kayanya bakal fail bgt chap ke 3 kali ini haha maaf deh ya-_-yaudah dilanjutt~

    15 menit telah berlalu namun Haera tak kunjung menampakkan batang hidungnya dikelas. Jinho, teman sebangkunya sekaligus sahabatnya itu mulai khawatir akan kondisi Haera 'mengapa gadis itu tak kunjung kembali? padahal pelajaran telah berlangsung dari tadi' batin Jinho terus bertanya-tanya. Akhirnya iya memutuskan untuk izin ke toilet pada guru yang bersangkutan dan bergegas untuk mencari Haera. Ia berjalan ke arah toilet perempuan tempat mereka terakhir bertemu tadi tapi ia tak menemukan siapapun. Jinho dengan perasaan kalutnya mencari Haera diseluruh tempat di sekolah namun tak kunjung menemukannya. Ada satu tempat terakhir yang belum ia kunjungi. UKS Sekolah. Akhirnya Jinho memutuskan untuk ke UKS sekolah. Semakin dekat dengan UKS entah mengapa perasaannya semakin tak enak. Setelah sampai di pintu UKS, Jinho mengetuknya dan masuk untuk mengecek apakah ada Haera disana. semua tempat tidur ia periksa dan ia tak mendapati Haera disana. Anehnya ada satu tempat tidur tersisa disana namun tertutup cukup rapat. Kali ini rasa penasaran memenangkan hatinya hingga ia memutuskan untuk membuka tirai itu dan betapa terkejutnya ia melihat sahabatnya sendiri, Haera, tertidur dengan selang oksigen yang dihubungkan dengan hidungnya. Seketika perasaan khawatir itu benar-benar terjadi. Haera-nya. Entah apa yang terjadi pada gadis ini. Jinho mendadak diselubungi rasa takut, khawatir, dan sedih yang sangat.
"Haera-ya apa yang terjadi padamu? mengapa bisa begini?" Jinho berbisik sambil mendudukan dirinya disamping ranjang Haera dan menggenggam tangan gadis itu.
tiba-tiba mata gadis itu terbuka. Ia terkejut. Mengapa tiba-tiba ada Jinho disisinya?
dengan suara yang lemah dan sedikit bergetar Haera memaksa untuk membalas perkataan Jinho
"j-jjinho? ap-pha yya-ng kk-au laku-kan di..sinn-i?"
"tak usah dipaksakan untuk berbicara Haera-ya. Tidur lah. Aku akan menemanimu hingga pulang nanti" ucap Jinho seraya mengelus kepala gadis itu.
Mendengar perkataan Jinho, Haera pun menurut. Kepalanya masih terasa pusing sekali. Ia lupa membawa obatnya hari ini dan lagia ia tak boleh sering-sering mendapat stres karena itu akan membuat penyakitnya kambuh dan ia ingin Jinho tak mengetahui itu. Jinho yang melihat Haera mulai memejamkan matanya dapat menghela nafasnya. Ia marah sekali. Marah pada dirinya yang tak mengetahui perkembangan apapun selama ini tentang gadisnya. Ya. Gadisnya, Haera. Jinho benar-benar mencintai gadis ini dan ia merasa sangat menyesal telah meninggalkannya dulu. Akhirnya Jinho pun memutuskan untuk tidur karna rasa kantuk yang telah menghantuinya/?
Teettt Tteettt Tteettt
Bel yang ditunggu pun datang. Bel pulang sekolah. Semua anak pun lekas membereskan barang-barangnya dan pulang. Jinho baru saja kembali dari kelas mereka untuk mengambil tas nya dan Haera dan menaruhnya di mobilnya lalu ia dengan cepat kembali ke UKS untuk menjemput Haera. dilihatnya Haera telah duduk dan melepaskan selang yang tadi dihubungkan ke hidungnya. Haera melihat Jinho datang dan segera menghampirinya. Jinho dengan sigap membantu Haera memapahnya menuju mobilnya. Jinho membantu Haera hingga duduk di mobilnya dan memasangkan sabuk untuk Haera. Haera membalas nya dengan senyum kecil dan tak lupa menyelipkan kata "gomawo Jinho-ya"
"ne. Cheonma Haera-ya. Aku akan mengantarmu sampai rumah. Apa kau sudah baikan? tidurlah jika masih pusing" ucap Jinho dengan nada yang menyiratkan rasa khawatir.
"ani. aku bosan tidur terus. sekali lagi, jeongmal gomawoyo Jinho-ya"
"cheonma Haera-ya tak perlu sungkan padaku" balasnya diiringi senyum tampannya yang dengan sekejap dapat memunculkan semburat merah di pipi Haera.
Akhirnya mobil Jinho pun melaju meninggalkan halaman parkir sekolah dan menuju ke rumah Haera.

Oke ini cerita makin absurd kayanya-_- ya abis gimana ngetiknya juga buru-buru wkwk yaudah nikmatin aja deh ya wk. Selamat membaca~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar