Minggu, 03 November 2013

Regret Chap - 2

Akhirnya, setelah sekian lama saya bisa mem-post lanjutan ini. semoga suka^^

Keesokan harinya, Haera sudah berniat akan pindah tempat duduk agar ia bisa menghindari Jinho tapi sayang, saat memasuki pintu kelas, tiba-tiba seseorang memanggilnya.
"Haera-ya, hari ini kau duduk denganku lagi ya,"
lelaki itu, Jinho mengutarakan kalimat pertamanya di pagi ini.  Mau tak mau Haera menyanggupi permintaannya karena entah kenapa saat ia melihat mata itu ia seakan terserap masuk kedalamnya dan entah sadar atau tidak Haera telah melangkahkan kakinya dan duduk di sebelah pria itu. Tak lama kemudian bel masuk pun berdering menandakan waktu sekolah akan dimulai dan semua murid pun masuk kedalam kelas dan menempatinya bangkunya masing-masing.
Sepanjang jam pelajaran, Haera tak dapat fokus. Banyak sekali pertanyaan yang ingin ia lontarkan pada lelaki disampingnya ini, 'apakah benar ia Cho Jinho yang dulu?' 'mengapa ia baru muncul lagi?' 'mengapa ia meninggalkanku dulu?' Haera terus saja asyik melamun hingga tidak menyadari ada sebuah kertas di hadapannya. Ia membuka kertas itu dan membacanya.
"hei nona, jangan melamun terus :p . Nanti saat istirahat kau ikutlah denganku. sampai bertemu nanti Haera-ya"
ya, itulah isi pesan yang ada di kertas itu. Haera mengernyitkan dahi setelah membacanya kemudian menengok sekilas pada lelaki itu. Jinho hanya tersenyum tipis membalasnya.

*Teettt Teettt Tteeett*?
Bel pun akhirnya berbunyi. Seluruh siswa pun langsung keluar kelas menuju kesatu tempat yang sama yaitu kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah berdendang itu. akhirnya, hanya Haera dan Jinho lah yang tersisa dikelas. Jinho mengisyaratkan Haera untuk mengikutinya dan lagi-lagi Haera hanya mengernyitkan dahi walaupun pada akhirnya ia tetap mengikuti kemana Jinho. Pemandangan yang cukup indah menyapu pemandangan Haera. Ia tak menyangka akan menemukan tempat seperti ini disekolahnya. Jinho membawanya ke bawah sebuah pohon yang cukup rindang dan mendudukan dirinya disana, Haera pun mengikutinya.
"Kim Haera, kau ingat hari itu?" Jinho bertanya dengan suara yang sangat pelan
"Hari? eonje? aku tidak mengerti.."
"Hari.. saat aku harus pergi ke Jepang. meninggalkanmu. sendirian. tanpa kabar." bisik Jinho
Tes. Tes. Air mata Haera terjatuh begitu saja. Ia tidak menyangka bahwa Jinho yang berada disampingnya kini benar-benar Jinho-nya yang dulu dan dia masih mengingatnya. Sungguh Haera tak bisa lagi menahan air matanya yang semakin lama terus turun membanjiri wajahnya. Jinho hanya terdiam meihat reaksi Haera. Ia tak menyangka kepergiannya dimasa lalu akan membawa efek kesedihan yang begitu dahsyat bagi Haera-nya. Setelah dirasa sedikit tenang Jinho memulai lagi ceritanya.
"Jeongmal mianhae aku tak memberi tahumu waktu itu aku tau aku salah Haera-ya dan saat itu umur kita masih kecil. baru berumur 7tahun dan aku tidak berfikir untuk meminta nomor rumah mu waktu itu. aku juga awalnya tidak mengetahui berita kepindahanku yang ku tahu saat aku terbangun aku sudah berada di Jepang. Orang tua ku bilang, jika aku ingin sembuh aku harus mengikuti perintah orang tuaku. Aku juga tidak mengerti kata sembuh yang mereka maksut itu apa tapi belakangan aku tahu bahwa aku mengidap kanker paru-paru dan sebelum itu semakin parah orang tuaku memutuskan untuk mengobatinya ke Jepang dan sekarang aku dinyatakan 85%  sudah terbebas dari penyakit itu walaupun aku harus sering-sering check up dan meminum obat-obatan yang lain sebagai penunjang hari-hari ku. Sekali lagi, nan jeongmal mianhandago nae Haera"
Sementara itu Haera terus berguncang hebat mendengarkan segala penjelasan dari sahabat kecilnya itu. Ia tak menyangka penyakit itu didapati di tubuh sahabatnya. Jinho yang tak tahan kemudian menghampiri Haera dan memeluknya dengan erat sambil mengusap-usap helaian rambut gadis itu.
Tteett Teettt Tettt
Bel berbunyi tanda istirahat telah usai. Mereka pun memutuskan untuk kembali ke kelas. Di tengah perjalanan Haera meminya izin untuk ke toilet terlebih dahulu dan Jinho pun meneruskan kembali perjalanannya ke kelas. Ia tidak menyadari ditangan Haera terdapat cukup banyak darah hasil keluar dari hidungnya. Ya. Haera mimisan. Kemudian gadis itu berlari sekuat yg ia bisa mencari toilet terdekat. Selangkah lagi ia menuju toilet, tapi sayang tiba-tiba pandangan anak itu mulai buram lalu putih dan akhirnya semua gelap.

oke ini kelanjutannya. gimana? ternyata bener Jinho adalah teman masa kecil Haera ya. Lalu, bagaimana dengan Haera? apa yang terjadi dengan gadis itu? tunggu kelanjutannya^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar